■■   

    
途上国インドネシアの貧困地域に学校を創り子どもたちに
        「笑顔と心」を皆さんと一緒に育むプロジェクト


     
 を実施したい。
     
 HEARTFUL SMILES PROJECT ! in Indonesia

      スポンサー ・協賛 / 寄付 / 貸付者 求めています。 
       総額 2億5千万円〜3億円規模、
(貸付の場合 5年間据え置き 返済期間20〜30年)

経済発展するインドネシア、そこには貧しい子どもたちが学校で学びたいけれども学べない・通えない格差社会が深刻になるばかり。


私たちは貧困地域の子どもたちに笑顔とやさしい心を育める義務教育の場

              「みどりの学校を創ります」
 

 160年ほど前、私たち日本人は思いがけず、アジアの成長の先頭に立たされました。160年を経た今、私たち日本人は喜びと哀しみの錯綜する自らの体験をアジアの人々に伝える責務を担っています。私たちの“ハートフル・スマイル プロジェクト!”に込められています。

 

インドネシアは現在、VISTAの一員として急速に経済が発展し始めています。そこにはかつての日本同様、積み残された多くの地域と人々が存在しており、こうしたところでは発展がかえって格差を助長する面をもちます。私たちは、未来を担うべき子どもたちが貧困に閉じ込められ、未来への展望を失い、格差を耐え難く感じる結果として、やがて生じるかもしれない様々な結末に強い危惧をおぼえます。

 
 

 

 そこで私たちは、日本が160年につちかった教育に関するハード(学校施設・設備)とソフト(教育技術)を、インドネシアの貧しい子どもたちに伝えようと考え、これまでも、ジャワ島の南タンゲラング市を足場に活動を展開してきました。

HEARTFUL SMILES PROJECT ! それは、学校に通えない子どもたちに夢と希望を届けること
途上国に学校を創り、皆さんと力を合わせて、子どもたちの「笑顔と心」を育みます。学ぶ喜びを通して豊かな暮らしと未来を開く、「みどりの学校」を創ります

皆様のご賛同をお願い致します。

 
 
 
 

学校運営にも通学させるにも「お金」が必要です。特にお金がない家族と一緒に学校に整備したコンポスト作業場で有機肥料を作り、学校農園で野菜などを栽培・収穫・販売し学業の資金作りの場として協働しています。

しかし、そのような自助努力を急激な経済発展で頓挫の危機に直面しています。アジアの新しい生産拠点として、数年前からインドネシアが世界の先進国から注目されています。経済発展の観点からすれば歓迎することではありますが、2013年の最低賃金が今年の44%増に決定(ジャカルタ市)するなど全都市に波及してきています。またビルや工場建設のために地価の高騰やデベロッパーによる土地の買い占めが進み貧困地域まで拡大しています。

 

 現在南タンゲラン市、現プロジェクト付近は首都圏のベットタウンとしての機能と土着の農民や貧困層の居住区とが接近しており貧困層の住民や農民は土木作業員やゴミ拾いに従事し都市部や急激な経済発展の下支えを担っています。

 

 私たちは、この急激な経済発展を下支えしている農民や貧困層の子どもたちに教育を受ける権利を保障しなければならないと考えます。収益を目的にしていない教育支援は急激な経済発展に対応できません。また日本人とインドネシア人の2名から始めた小さな国際支援がインドネシアの教育モデルに成りつつあるものを頓挫させてはならないと考えています。

 
 
 

<アイディア>

 この貧困地域に未来をつくる子どもたちの夢と希望が育める「持続可能で公平な教育モデル」を創ります。小学校(幼稚園)から中学校までの義務教育(日本と同じ63制)を一貫(接続)し環境配慮型の「みどりの学校」を創り、教育を受ける権利を保証します。そこでは、子どもたちが明るい未来がつくれるように公平で質の高い教育を施します。そのために下記の確保をしたい。

 

 ・学ぶ校舎(幼・小学校〜中学校)、体育館、運動場の整備

 ・農業、自然体験をできる場所の確保

 ・教材の開発

 ・教員の資質、技術向上(研修・勉強会、先進国の教員らとの交流)
教員の宿舎

 このモデルは、インドネシアジャワ島の南タンゲラング市の現プロジェクト地から5〜6キロ離れた貧困地域Aで実施します。

インドネシアの小中学校は無償では無い他、学校区が決められていないので、多くの国民は家族の収入に応じて入学できる学校を探しています。また多くの学校に入学試験がある他、小学校1年生から全国共通進級試験が科せられるので子どものストレスになっているほか教員の指導力も問題視されています。

  

私たちは特定の宗教教育に基づいた宗教学校ではなく、公教育(public education)であり自然や環境に配慮した学ぶ場の確保と質の高い教育そして、持続できるシステムを構築します。

 

私たちは、2011年に約4,400uの敷地に3クラスの校舎、職員室、トイレを整備した。2012年には2グループ用の幼稚園校舎を現地の自助努力で建設、図書館、バイオトイレ・コンポスト作業場を支援により整備。現在、幼稚園には30名の園児、小学校には1生から5年生の180名が学んでいます。
そして、新たな位置で「みどりの学校」創りを進めています。
(小学校校舎・実習施設・体育館・運動場、幼稚園のクラスが現状で不足)

 
 

 

 

<インドネシア>

インドネシアとは、正式名インドネシア共和国、東南アジア南部に位置する共和制国家。首都はジャワ島に位置するジャカルタ。南太平洋とインド洋に5,110kmに東西に長く約18,000からの島々からなる世界最大の島嶼国であり、世界第4位の人口を擁し、23万人以上の人々が住む多文化・多民族国家です。日本とは歴史的にも経済的にもつながりが深い国であり、私たちが食するエビ・マグロなどインドネシア産が多くまた、日本にとって重要なエネルギー供給国(発電の為の石炭、天然ガスなど)でもあります。

 

 インドネシアでは、2001年に実施された地方分権化によって新しい地方政府の誕生や財政分権から教育費が十分でないことが指摘されています。そのため、貧弱な地方政府の財政では、教育費は都市部に偏り貧困地域に行かない不平等が発生しています。

インドネシア教育振興会(IEPE)は、2000年にインドネシアから日本に留学していたインドネシア人と共に2名で設立し「えんぴつ1本からの国際ボランティア」を提唱した小さなNGO団体です。私は観光でBali島に訪れた時に路上で裸足の子どもの物売りを目撃した。帰国後、インドネシアに興味を持った私は留学生センターに留学生の紹介を求めた。紹介された留学生からインドネシアの教育現場の現状を聞いた。小学校はボロボロで机・椅子などが不足、子どもたちは学校に通いたくても通えない場合も多い。また鉛筆など筆記用具も買えない現状だと。また留学生はスラムの出身だと聞いた。私はインドネシアの子どもの教育に関するボランティアがしたいと言うが留学生は本当にできるのかと思い、私は本当にスラム住民が留学できるのかとお互い疑心暗鬼であった。そんな思いから20003月に留学生の実家に2人で行った。留学生の家は、線路近くにある人がすれ違うのが難しい路地にある典型的なスラム街にあった。このことからお互いの疑心暗鬼が晴れ4月に日本・富山でIEPFを設立しました。

設立当初の目標は、2010年までに留学生が考える学校を創ることであった。

 
 

<現地の教育支援>

 2010年、IEPFは支援を受け現地で教育法人設立を指導し留学生(日本で博士課程卒業)だった彼を代表とした教育法人を設立、現地教育法人は2011年小学校と附属幼稚園を開学させた。その教育法人と共にインドネシアの国立大学(教育系)と富山大学・人間発達科学部、愛知教育大学、目白大学の教員らと共にみどりの学校運営に関与・支援するほか両国の大学生の実習や体験から子どもとの交流指導をしている。また環境改善・保全を通した地域住民開発も実施しています。

 


教員資格:教員に関わる法律(
2005年制定)において、幼・小・中・高の教員には、専門
     分野における
S1(学士)もしくはD4(専門高等教育)の学歴を求められている
     が
2006年の国民教育省の統計によれば約270万人の教員総数のうち、規定の学歴
     に満たない教員は
60%を超える約170万人であり、現職教員がこの資格要件を満
     たすことが急務とされています。(
2007

VISTA: BRICsに続くグループ用語。Vベトナム、Iインドネシア、S南アフリカ共和国、
    
 Tトルコ、Aアルゼンチン

 
   HEARTFUL SMILES PROJECT! 
 

Tiada kekayaan yang lebih utama daripada nalar. Tiada kepapaan yang lebih menyedihkan daripada kebodohan (ketidakpedulian). Tiada warisan yang lebih baik daripada pendidikan,

-- Ali Bin Abi Thalib.

 

Saya melihat dua gunung menjulang tinggi di hadapan. Gunung yang satu sangat subur, hijau kaya akan hutan.Orang-orang memelihara gunung ini ---mungkin dengan baik. Budidaya apapun dapat dilakukan di gunung ini, tanaman apapun dapat tumbuh sehat dan kuat. Gunung yang lainnya, gersang dan tandus. Karena keterbatasan sumber daya termasuk niat, visi, ketabahan dan keberanian, kebanyakan orang-orang cenderung mengabaikannya. Padahal mungkin di gunung yang gersang ini terdapat juga berbagai potensi. Bukan mungkin, saya yakin itu ada, mungkin emas, mungkin intan, mungkin mineral yang lain saya tidak tahu apa, tapi saya yakin potensi itu ada. Karena saya yakin Tuhan menciptakan semesta dengan alasannya.

 

Ketika Tuhan menawarkan dua gunung ke hadapan kita, lalu kita hanya mensyukuri satu gunung di antaranya, tidakkah kita membatasi diri kita sendiri dari manfaat yang tengah Tuhan tawarkan?

 

Kawan, kedua gunung tadi adalah potret saudara-saudara kita di sini, di sekitar kita di tanah air kita. Saudara-saudara kita yang mampu dapat menyekolahkan, menggali potensi anak-anak mereka, di sekolah-sekolah yang CUKUP. Cukup fasilitas, cukup tenaga pendidik ?baik dalam hal jumlah maupun mutu. Saudara-saudara kita yang lain, tidak seperti itu. Kalaupun mereka dapat menyekolahkan anak-anaknya, sekolah anak-anak mereka semuanya serba terbatas.

 

Bayangkan 6 tahun masa pendidikan mereka. Anak-anak dari saudara kita yang mampu tentu lulus dengan kualifikasi tertentu, sedangkan anak-anak dari saudara kita yang tidak mampu tentunya lulus dengan kualifikasi yang terbatas pula. Lahir lah kesenjangan dari pemberian KESEMPATAN yang berbeda dan kurang fair ini. Dan kesenjangan ini akan semakin lebar seiring dengan mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Anak-anak gunung hijau masuk ke SMP, SMU, atau perguruan tinggi yang TOP. Anak-anak gunung tandus masuk ke SMP serba terbatas, kalau nasib sedikit berpihak, mereka terus sampai SMK terbatas pula. Kebanyakan mereka gugur di SMP, jadi tukang ojeg, cleaning service, satpam atau preman. Mereka melanjutkan keturunan, dan anak-anak mereka kurang lebih seperti itu pula, dan terbentuklah mata rantai yang kita lihat sekarang.

 

Semua anak-anak Ibu Pertiwi adalah sumber daya negeri yang sangat berharga ---brainware, baik mereka yang dari gunung hijau maupun dari gunung tandus. Sumber daya negeri ini lebih tinggi nilainya dari emas di Irian, lebih berharga dari hutan kayu di Kalimantan. Mereka adalah pemimpin masa depan. Runtuh bangunnya negeri ini kelak ada di tangan mereka, dan lemah tangguhnya mereka itu sangat tergantung bagaimana kita sekarang mempersiapkannya. Teman-teman yang dulu sekolah di negeri Sakura mungkin bisa mengamati bagaimana orang-orang Jepang menyediakan sarana belajar untuk anak-anak mereka. Bangunannya sangat kokoh bahkan boleh dibilang overstructured,... semua sekolah bahkan menjadi tempat evakuasi kalau terjadi bencana, karena memang sangat aman. Mereka benar-benar melindungi (mensyukuri) sumber daya negeri mereka ---anak2 mereka.Belum lagi semangat dan tulusnya guru-guru mereka.

 

Saya yakin kita semua setuju bahwa tidak ada seorangpun anak yang memilih untuk lahir di keluarga gunung tandus. Memang tanggung jawab terbesar untuk anak-anak terletak pada kedua orang tuanya, yang telah mengajak mereka individu2 yang suci lahir dan menyaksikan dunia yang pelik penuh kontradiksi ini. Tetapi saya kira ada juga tanggung jawab sosial atau porsi yang perlu kita lakukan bersama, kalau kita memang mau membangun negeri ini dan menciptakan dunia yang lebih damai dan sejahtera.

 

---------------------------------

 

Kampung Koceak, Desa Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, berdampingan dengan Puspiptek, berjarak sekitar 8 km dari Bumi Serpong Damai, Big City Big Opportunity dan sekitar 25 km dari Jantung Ibukota Jakarta. Kampung ini merupakan tipikal kampung-kampung di Indonesia. Kurang lebih enam ribu (6000) kepala keluarga berpenghasilan rata-rata Rp. 15,000 perhari. Jauh lebih rendah dari definisi masyarakat BOP (Base or Bottom of Pyramid) menurut UNDP, mereka adalah sebagian dari saudara-saudara kita dari masyarakat gunung tandus. Ada dua Sekolah Dasar atau sederajat di sini, satu SDN dan satu MI. Mereka adalah tipikal SD dan MI di Indonesia, semua fasilitas serba terbatas.

 

SDN dan MI ini termasuk sebagian dari sekolah-sekolah yang kami bantu. Kami bagikan alat-alat tulis, buku, alat olah raga dan infaq untuk sekolah ini. Kami juga pernah mengajak mahasiswa2 Jepang calon guru untuk berinteraksi dengan murid2nya. Mereka sangat senang, hanya dengan kehadiran orang asing dapat berinteraksi dengan mereka. Karena bagi mereka dan orang tua mereka mungkin Jepang masih merupakan alam gaib, sama seperti akherat untuk kita. Mereka tahu dan percaya itu ada, hanya karena seseorang yang bisa mereka percaya mengatakannya demikian.

 

Dari sekian lama berinteraksi dengan Masyarakat di sini, tahun 2010, kami memberanikan diri membina satu sekolah, yaitu Sekolah Hikari. Mudah2an menjadi komplemen sinergis bagi sekolah yang ada dan sekaligus alternatif bagi anak-anak di sekitar.

 

Sekolah Hikari adalah sekolah umum, sekolah rakyat, sekolah anak negeri. Tidak untuk ras tertentu, tidak untuk umat tertentu. Kurikulum dikembangkan mengacu kepada Standard Isi tahun 2006 menurut BSNP, dengan menitik-beratkan pada pendidikan karakter pada tiga tahun pertama dan literasi pada tahun ke empat dan seterusnya. Sistem pendidikan di Sekolah Hikari diarahkan dengan mempertimbangkan multiple intelligence and accelerated learning. And learning has to be fun. Tata kelola pendidikan dan pembelajaran didukung oleh tenaga2 ahli pendidikan dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah dan Human Development Faculty of Toyama University. Kurikulumnya juga diperkaya dengan pendidikan lingkungan, mulai dari pengelolaan sampah, sumber daya air dan kearifan lokal.

 

Tidak ada rangking di Sekolah Hikari. Tidak ada tinggi hati karena rangking atas, tidak ada rendah diri karena rangking bawah. Semua anak adalah unik dan berbeda. Mereka diharapkan mempunyai motivasi untuk mencapai apa yang mereka inginkan bukan motivasi untuk memiliki peringkat lebih dari yang lain atau mengalahkan yang lain. Mereka diharapkan mampu dulu memimpin diri mereka masing-masing. Ada muslim time untuk yang beragam Islam, ekskul Bahasa Jepang dan musik. Pengenalan Bahasa Jepang diselenggarakan bukan menuntut si kecil untuk fasih berbahasa Jepang, melainkan untuk menstimulasi linguistic intelligence mereka, sehingga dapat mengaktivasi

intelligence yang lain seperti logic, berhitung dan lainnya. Dan,...kembali ini juga hanya memanfaatkan sumber daya yang sementara kami miliki sekarang. Beberapa volunteer orang Jepang mau berbagi waktu untuk kami.

 

Sekolah Hikari dibangun dengan mempertimbangkan konsep kelestarian lingkungan. Tinggi rendah kontur tanah tidak diratakan, malah dimanfaatkan untuk perkembangan baik motorik anak-anak. Mainan terbuat dari bambu dan ban bekas. Karena memang mampu kami baru seperti ini, dan anak-anak diharapkan mengenal konsep "kearifan lokal" sejak dini. Ventilasi dan letak pohon diatur sedemikian rupa sehingga sirkulasi udara dalam kelas terjadi secara konveksi alami hemat energi. Sistem drainase atau rain water run-off, hanyalah saluran berbatu bukan gorong2 beton. Saluran berbatu pun hanya memanfaatkan spanduk bekas yang dibolongin, bukan landscape fabrics yang mahal. Air hujan diharapkan ada yang meresap ke tanah tidak semua mengalir begitu saja.

 

Sekolah Hikari dibangun  untuk memperluas kesempatan kepada anak2 negeri mengenyam pendidikan dalam persaingan yang lebih fair. Tetapi kembali, kadang dalam hidup, kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan sehingga kita tidak dapat membangun sesuatu yang ideal, menurut kita. Tetapi kita harus deal with it, karena yang kita harus kerjakan bukanlah membangun sesuatu yang ideal, melainkan melakukan yang terbaik dalam keterbatasan sumber daya yang ada.

 

Kini 132 anak bermain sambil belajar di Sekolah Hikari. 5 kelompok TK sebanyak 68 anak dan 2 rombel SD sebanyak 64 anak. Biaya masuk Sekolah Hikari untuk SD Rp. 1.6 jt bisa dicicil 10 bulan. Sekolah swasta lain ada yang berkisar 15-22 juta dan harus dicicil mungkin dalam waktu sebulan.

 

Biaya bulanan sekolah Hikari Rp. 105 rb,  Sekolah swasta yang lain dapat berkisar antara 600 ribu hingga 1 juta. Ini sekedar ilustrasi saja mengenai sekolah-sekolah yang dianggap baik dari segi fasilitas untuk anak2 kita. Untuk masyarakat lokal, Sekolah Hikari memberikan keringanan 20% iuran bulanan, sisanya yang 80% atau sekitar Rp. 80 rb, boleh dibayar dengan kotoran kambing, sapi atau kompos yang senilai. Bagi mereka yang dengan kotoran kambing/sapi pun tidak bisa, mereka bisa membayarnya dengan tenaga, 2 hari dalam sebulan, kerja bakti bantuin tukang kebun Sekolah (Pak Fadil).

 

Di desa Keranggan tidak ada SMP, di Kecamatan Setu ada 1 SMP Negeri, 1 Swasta dan 2 Madrasah Tsanawiyah. Keempat SMP atau sederajat ini tidak dapat menampung seluruh siswa lulusan SD di wilayah Kecamatan Setu. Mereka hanya mampu menampung sekitar 1300 anak, padahal anak-anak usia SMP di wilayah ini berjumlah sekitar 2900 orang. Mereka yang tidak dapat melanjutkan di SMP terdekat harus ke luar kecamatan, bahkan mungkin ada yang harus berhenti karena di tambah dengan alasan ekonomi.

 

Heartful smile adalah project berikutnya sekolah Hikari ?membangun sekolah menengah pertama terutama untuk anak-anak wilayah ini. Mari kita lanjutkan upaya kita sehingga anak-anak tetap mempunyai mimpi, cita-cita dan harapan masa depan yang lebih baik.

 
TOP